TELEGRAFNEWS–Eksotisme keindahan surga alam bawah laut Pulau Bunaken yang telah dikenal dunia internasional, merupakan aset berharga yang dimiliki Provinsi Sulawesi Utara yang berjuluk Bumi Nyiur Melambai.
Secara administratif, pulau yang memiliki luas sekitar 8000 hektar ini masuk dalam wilayah Kota Manado, karena memang posisinya sangat berdekatan dengan Teluk Manado dan bersebelahan dengan Pulau Manado Tua, Pulau Siladen dan Pulau Mantehage.
Jumlah penduduk di Pulau Bunaken yang masuk dalam Kecamatan Bunaken Kepulauan, Kota Manado, Sulawesi Utara tercatat sebanyak 26.130 jiwa. Di mana di wilayah Taman Nasional Bunaken ini terdapat 22 desa dengan jumlah penduduk sekitar 35.000 jiwa.
Untuk menuju Pulau Bunaken, tidaklah sulit, karena pengunjung cukup memanfaatkan perahu yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 30-45 menit.
Namun sangat disayangkan jika kawasan yang sangat diminati wisatawan lokal, domestik dan mancanegara ini, sempat mengalami fase kekelaman karena minimnya fasilitas dan infrastruktur listrik yang tidak sepenuhnya dapat dinikmati. Karena warga harus puas dengan layanan yang berlangsung beberapa jam saja.
Praktis usaha pariwisata dan perekonomian penduduknya yang lebih didominasi sebagai nelayan atau petani dan sebagian bekerja sebagai pemandu wisata, pekerja di cottage, dan nakhoda kapal ini, sempat berada dalam keterbatasan penerangan.
Salah satu warga, Hesty Pansing, yang merupakan pedagang dan pengrajin souvenir, sangat berharap Pulau Bunaken bisa terang benderang selama 24 jam. Karena kehidupan dan aktivitas keseharian harus dapat berlangsung.
“Itu menjadi harapan kami penerangan listrik dapat dinikmati selama 24 jam,” katanya.
Sudut keindahan Taman Nasional Bunaken
Warga lainnya, Glen Areros, mengatakan sebagian besar warga yang bekerja sebagai nelayan tentunlah sangat bergantung pada listrik. Terutama untuk menyimpan hasil tangkapan di dalam cold storage.
“Hasil tangkapan nelayan biasanya tidak langsung dijual, melainkan disimpan di cold storage, agar ikan tidak rusak. Tetapi dengan listrik yang terbatas, maka secara langsung dapat berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi,” tukasnya.
Bunaken Benderang
PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo (UID Suluttenggo) menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Menjawab maksud tersebut, PLN UID Suluttenggo secara resmi telah menyediakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Bunaken, di mana pengembangan EBT sebagai salah satu pilar utama dalam mencapai target bauran energi nasional. PLN terus berkomitmen untuk mendukung penggunaan energi bersih dan terbarukan. PLTS Bunaken menjadi contoh konkret dari upaya dalam menyediakan energi yang ramah lingkungan dan mendukung kegiatan pariwisata di kawasan ini.
PLTS Bunaken, yang disediakan, saat ini, berkapasitas 335 kilo Watt peak (kWp), merupakan salah satu inisiatif PLN dalam memanfaatkan potensi energi surya di wilayah Suluttenggo dan telah beroperasi melayani 1.004 pelanggan PLN di Pulau Bunaken.
Pulau Bunaken sendiri yang terkenal sebagai destinasi wisata bahari internasional, diharapkan dapat menjadi model kawasan pariwisata yang berkelanjutan dengan dukungan energi terbarukan.
Dalam tiga tahun terakhir tercatat lebih dari 100.000 wisatawan domestik dan 22.500 wisatawan mancanegara mengunjungi Bunaken untuk berlibur sambil menikmati indahnya pesona bawah laut yang disajikan primadona andalan Provinsi Sulawesi Utara tersebut.
Pariwisata di Bunaken tidak hanya menawarkan keindahan alam bawah laut yang memukau, tetapi juga harus menjadi contoh pariwisata berkelanjutan yang memanfaatkan energi bersih.
PLN berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan infrastruktur energi terbarukan di wilayah-wilayah strategis seperti Bunaken, Sangihe dan Likupang yang menjadi destinasi pariwisata super prioritas.
Beberapa bulan ke depan direncanakan pengoprasian PLTS di daerah 3T, yakni terdepan, terluar, tertinggal, antara lain Pulau Pahepa, Lipang dan Laotongan maupun beberapa tahun ke depan akan dibangun 23 lokasi tersebar di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah
PLN UID Suluttenggo melakukan inpeksi terkait kesiapan dan keandalan PLTS Bunaken. Inspeksi ini berfokus pada bagaimana penggunaan energi terbarukan dapat lebih dioptimalkan untuk mendukung operasional bisnis dan kehidupan sehari-hari masyarakat di pulau tersebut.
PLN UID Suluttenggo berkomitmen untuk dapat terus meningkatkan keandalan listrik di Pulau Bunaken yang secara langsung menjadi kebutuhan primer masyarakat di sini agar dapat terus meningkatkan perekonomian bahari dan pariwisata di sini.
PLN berharap, melalui inisiatif seperti PLTS Bunaken, dapat mendorong pemanfaatan EBT khususnya di pulau terluar di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai bauran energi nasional sebesar 23% dari energi terbarukan pada tahun 2025.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo (UID Suluttenggo), Atmoko Basuki mengatakan bahwa PLN berkomitmen untuk terus menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekaligus mendukung program transisi energi di Wilayah PLN UID Suluttenggo. Dengan suplai listrik bersih dan terjangkau.
“Harapan kami kepada seluruh masyarakat yang telah menikmati hadirnya PLTS yang ada ini seluruh infrastruktur yang ada mulai dari Pusat Pembangkit, Tiang, dan Kabel ini mohon bantuanya. Ini menjadi milik kita Bersama, kita jaga kita rawat kita pelihara dengan baik sehingga keberlangsungan operasi dari PLTS ini sesuai dengan yang kita harapkan,” ujarnya.
“Kami juga mengingatkan bahwa listrik memang dibutuhkan, kita harapkan untuk menjadi manfaat yang besar bagi kita untuk kehidupan sekarang ini. Tetapi listrik juga dapat berdampak menjadi bahaya kalau kita tidak antisipasi kita tidak perlakukan sebagaimana mestinya,” imbuhnya.
Diketahui, PLN mendukung penuh komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi karbon. Sehingga agenda transisi ini penting tidak hanya demi mendapatkan energi bersih tetapi juga shifting dari energi fosil yang basisnya impor ke EBT yang basisnya domestik.
Di sini peran penting pemanfaatan sumber daya air dan panas bumi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM), dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi EBT terbesar di dunia. Memang harus diakui, tantangan pengembangan EBT ini besar karena dari sisi proses pembangunannya lama. Sehingga butuh kajian kelayakan yang beragam dan perencanaan yang matang.
Sebagai tulang punggung transisi energi di tanah air, PLN siap mendukung langkah Pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. Dalam hal ini, PLN terus mengambil langkah strategis guna memperkaya peningkatan pemanfaatan EBT.(man/*)