TELEGRAFNEWS – Untuk menghidupi anak istri selalu menjadi alasan klasik bagi oknum yang menghalalkan segala cara agar pihak penegak hukum luluh dan enggan untuk menindak para pelaku pelanggar hukum khususnya para pelaku Pertambangan Tanpa Izin (Peti), (27/02/2023).
Padahal sebelum ada lokasi tambang banyak orang yang mencari nafkah dengan cara yang halal tanpa melanggar hukum yang ada di Indonesia.
Hal ini menjadi perhatian khusus dari Direktur Intelijen Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia (Dir Intel LAKRI) Andy Riyadhi terkait maraknya PeTi yang ada di beberapa lokasi yang ada di Kab. Bolaang Mongondow Timur (Boltim) termasuk lokasi yang ada di pegunungan Simbalang Desa Tombolikat Kecamatan. Tutuyan.
Menurutnya kalau persoalan cari nafkah untuk menghidupi anak istri terus menghalalkan segala cara termasuk melakukan aktivitas Peti yang sudah jelas melanggar UU pertambangan ini kan patut dipertanyakan.
“Padahal sudah pernah pihak Polres Boltim pada tahun 2020 melakukan penindakan terhadap enam orang oknum yang melakukan aktivitas Peti di lokasi tersebut namun tak membuat para donatur maupun pekerja kapok dan jera,” Kata Andi
Andi juga menambahkan, Kalau Pihak penegak hukum menutup serta menjaga akses jalan masuk dan menjaga dengan ketat lokasi tersebut sudah pasti tak ada satupun para oknum tersebut dapat melakukan aktivitas di lokasi itu.
“Termasuk memutus mata rantai peredaran Sianida (CN), karbon dan kapur sebagai bahan dasar untuk menangkap butiran emas yang terkandung di tanah dan bebatuan agar tidak ada lagi aktivitas Peti oleh oknum masyarakat di lokasi itu,”ucapnya
Disini saya minta agar pihak Polres maupun Polda Sulut untuk menertibkan Peti yang ada di lokasi pegunungan Simbalang karena selain itu ilegal aktifitas itu juga dapat merusak lingkungan hidup karena tercemar dengan Bahan Beracun Berbahaya (B3),” tutupnya.
Andry Mohama.
