TELEGRAFNEWS – Musim penghujang adalah salah satu pemicu meningkatnya perkembangan larva nyamuk. Sebab di musim ini nyamuk lebih gemar bertelur melalui genangan air hujan.
Dan yang paling banyak berkembang biak di musim ini adalah jenis nyamuk Aedest Aegypti yang diyakini pembawa virus Dengue lewat gigitan dan menibulkan penyakit Demam Berdarah Dengue atau disebut DBD.
Perlu diketahui, nyamuk pembawa virus penyakit DBD biasa beraksi pada pagi hingga siang hari. Setelah terkena gigitan, seseorang akan mengalami gejala penyakit yang hampir mirip dengan influenza disertai demam tinggi dengan suhu tubuh 40° Celcius.
Jika sudah terkena virus DBD, maka seseorang mulai merasakan pusing dan nyeri sendi,selanjutmya akan muncul ruam merah pada kulit.
Dan jika ini tidak ditangani dengan serius, maka bisa mengakibatkan kematian.
Untuk mengatasi penyebarannya, Pemerintah Kotamobagu (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) kembali mengimbau masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus tersebut.
Plt. Kepala Dinkes Kota Kotamobagu, Fernando Mongkau., melaui media ini menyampaikan himbauan kepada masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran virus DBD.
“Saat ini curah hujan tak menentu, dikwatirka akan menjadi penyebab meningkatnya pengembang biakan larva nyamuk penyebab virus DBD,” ucap Nando sapaan akrabnya saat dihubungi lewat Telephon genggamnya, Kamis (20/7/2023).
Untuk itu lanjut Nando., diharapkan agar melakukan langkah-langkah pencehahan dini melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN dengan menerapkan 4M Plus.
“Untuk meningkatkan kewaspadaan dini, kami mengajak masyarakat agar menjalankan program PSN dengan menerapkan gerakan 4M Plus. yaitu; Pertama menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes mati. Kedua menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur, seperti drum, kendi, dan sebagainya. Ketiga mengubur atau memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebar virus DBD. Dan yang keempat, yaitu memantau terus wadah penampungan air dan bak sampah,” ujar Nando.
Dan untuk Plus sendiri kata Nando, adalah segala bentuk pemcegahan.
“Yang dimaksud denga Plus adalah menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain,” katanya.
Nando juga mengungkapkan bahwa terdapat 91 kasus DBD yang ditemukan di wilayah Kota Kotamobagu.
“Sejak bulan Januri hingga bulan Juli 2023, terdapat 91 kasus penderita penyakit DBD yang kami temukan di wilayah Kota Kotamobagu. Oleh sebab itu, mari kita bekerjasama agar angka tersebut tidak beryambah lagi dengan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan serta menerapkan kebiasaan yang sudah dianjurkan pemerintah,” tandasnya. *
Dee