Talaud, TELEGRAFNEWS.CO
Nama Muhamad Sarifudin Kofia, Oknum anggota DPRD Kabupaten Talaud dari Partai Gerindra, belakangan menjadi sorotan netizen dan warga Talaud. Ia diduga memanfaatkan kapasitasnya sebagai anggota dewan untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam proyek-proyek dinas dan praktik “calo” jabatan. Warga menilai bahwa Kofia tidak bekerja untuk rakyat, melainkan lebih mengutamakan kepentingan pribadi.
Kekuasaan yang dimilikinya dinilai digunakan secara sewenang-wenang, bahkan disebut-sebut sebagai “racun” bagi masyarakat Talaud. Ia dituding merusak tatanan birokrasi yang sehat, bertentangan dengan arahan Gubernur Sulawesi Utara yang menekankan anti copot-mencopot jabatan di era ketegangan politik. Selain itu, perilakunya juga dinilai merugikan citra Partai Gerindra yang selama ini dikenal sebagai partai berintegritas.
Saat Gubernur Sulawesi Utara sibuk menangani bencana alam di Manado, Kofia justru terlihat sibuk membawa map berisi nama-nama yang diduga akan direkomendasikan untuk mengganti pejabat birokrasi di Talaud. Hal ini menimbulkan kecurigaan publik, terutama di tengah upaya Penjabat (Pj) Bupati Talaud untuk menjaga stabilitas birokrasi selama masa persiapan Pemilihan Suara Ulang (PSU).
Tidak hanya itu, Kofia juga mendapat sorotan dari warga Ammat, kampung tempat ia dibesarkan. Warga Ammat menyatakan bahwa mereka mengenal betul asal-usul Kofia. Nama aslinya disebut-sebut adalah Rudi Kotamaya, bukan Muhamad Sarifudin Kofia. Menurut kesaksian warga, Kofia hanya menempuh pendidikan hingga kelas V SD di SDN Ammat dan tidak pernah menyelesaikan pendidikan dasarnya.
“Kami heran, bagaimana bisa dia sekarang punya ijazah sarjana, S.Sos dan S.H, sementara latar pendidikannya hanya sampai kelas V SD. Dia juga tidak pernah ikut Paket A, B, atau C yang seharusnya menjadi syarat untuk melanjutkan pendidikan,” ujar salah seorang warga Ammat yang enggan disebut namanya.
Teman-teman sepermainan dan guru-guru Kofia semasa kecil di Ammat juga masih hidup dan dapat memberikan kesaksian tentang latar belakang pendidikannya. Warga geram dengan perilaku Kofia yang dinilai buruk dan dikhawatirkan dapat merusak citra daerah Talaud.
Beberapa pejabat birokrasi di Talaud menyatakan kekhawatiran mereka atas tindakan Kofia yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip good governance. “Kami sedang berusaha menjaga stabilitas birokrasi, terutama di masa sensitif seperti sekarang. Tindakan-tindakan yang tidak transparan hanya akan merusak tatanan yang sudah dibangun,” ujar seorang pejabat yang tidak ingin disebut namanya.
Warga Talaud pun meminta agar pihak berwenang segera menindaklanjuti dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kofia. “Kami ingin ada keadilan dan transparansi. Jangan sampai oknum seperti ini merusak nama baik daerah kami,” ujar seorang warga Talaud.
“Sebagai anggota Partai Gerindra, Kofia diharapkan dapat menjaga integritas partai yang selama ini dikenal dekat dengan simbol Garuda. Warga Talaud berharap partai dapat mengambil langkah tegas terhadap oknum yang diduga merusak citra partai dan merugikan masyarakat” Komen Netizen melalui akun Facebook Publik Talaud.