TELEGRAFNEWS – Memasuki hari kedua masa karantina kegiatan Duta Sulawesi Utara (Sulut) Maju, yang digagas Direktorat Intelkam Polda Sulut selama 3 hari di Hotel Mercure Tateli Beach Manado, panitia pelaksana mendatangkan narasumber dari Universitas Indonesia (UI), Rabu (22/2/2023).
Narasumber yang didatangkan dari universitas terkemuka di Indonesia tersebut, yakni Prof. Rhenald Kasali, Ph,D., yang dalam kesempatan tersebut membawakan materi tentang Membawa Perubahan Yang Dinamis.
Rhenald Kasali mengawali materinya dengan menyampaikan bahwa berita Hoax sudah ada sejak zaman dahulu dimasa para nabi, yakni sejak nabi Adam.
“Sejak awal masa peradaban dunia, hoax sudah dikenal manusia, yakni dimulai sejak masa nabi Adam yang terpatri dalam kitab suci, dimana manusia ditipu oleh ular dalam hal ini nabi Adam dan Hawa,” ujar Rhenald Kasali.
Selanjutnya dirinya menyampaikan materi pokok yakni tentang Membawa Perubahan Yang Dinamis.
“Hari ini dalam manangkal hoax, kita sebagai mahluk yang terdidik, dalam menyikapi berita hoax kita memiliki ilmu tertinggi untuk selalu melakukan validasi, dan memeriksa keandalannya,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini pula, Rhenal Kasali mengajak pemuda untuk merubah pola pikir untuk menjadi juara.
“Sains bukanlah apa -apa tanpa fiksi, karena fiksi adalah daya imajinasi manusia yang kemudian melahirkan pemikira sains,” ujar nya.
Dalam kesempatan ini pula Rhenald Kasali menayangkan video singkat yang membawa perubahan dalam berpikir tentang perubahan dan peradaban dunia hingga sekarang.
Dunia dalam kisahnya, sejak perang dunia pertama hingga runtuhnya tembok Berlin, perang dingin antar bangsa yang mengakibatkan kevakuman ekonom dunia.
Indonesia pun demikian, guncangan dimana – mana, hingga timbul gerakan reformasi akibat krisis moneter, yang akhinya membawa perubahan dari jaman orde lama ke orde baru.
Dijaman orde baru,, pintu ekonomi dunia terbuka lebar dan Indonesia dihadapkan dengan pasar bebas yang dituntut harus mampu bersaing.
Melewati orde baru, Indonesia berbenah dimasa era millenium dengan membuka khasana berpikir ditengah – tengah persaingan global, pessatnya arus informasi dan teknologi, nakmun Indonesia mampu bersaing disegala sector hingga menaglihkan mata dunia.
Nakmun tak ayal Indonesia diterpa berbagai krisis dalam negeri mulai isu HAM, isu politik, permainan harga pasar dengan adanya monopoli harga, hingga kesulitan mencari pekerjaan yang memaksa generasi muda mamilih jadi TKI diluar negeri hingga tingginya tingkat penganguran serta isu redeminasi nilai mata uang rupiah akibat belum mampu bersaing dengan nilai mata uang asing.
Indonesia terus berbenah, nakmun ditengah – tengah ekonomi mulai membaik, Indonesia dan seluruh dunia mengalami bencana non alam yaitui dilanda Pandemi Virus Covid-19 selama 2 tahun yang berdampak pada kemerosot ekonomi di seluruh dunai,hingga mengalami kelesuan akibat pembatasan aktivitas yang diberlakukan diseluruh dunia.
Setelelah melewati masa pandemi. Dunia dihadapkan dengan era kehidupan dunia baru.
Diera ini, ekonomi mulai bangkit, nakmun diperkenalkan dengan hal – hal baru yang menuntut semua manusia untuk menyesuaikan hingga memaksa kita mengambil resiko demi kelangsungan hidup, termasuk kebijakan pemerintah.
Kepadatan penduduk dan tingginya tuntutan hidup serta perubahan harga yang disisi lain mengalami deplasi, nakmun disisi lain mengalami inflasi. Masyarakat dihadapkan dengan smart teknologi yang memaksa untuk mampu beradaptasi dengan situasi yang ada.
Ditengah percepatan teknologi, pembayaran yang diprediksi tak lagi menggunakan uang kertas, ruang kerja yang mulai menggunakan kecerdasan robot yang mengancam berkurangnya lapangan kerja, serta mengacam peradaban manusia, masyarakat Indonesia dituntut harus mampu menciptakan peluang bisnis lewat usaha ekonomi kreatif UMKM dan harus mampu berafiliasi dengan memanfaatkan media social dan teknologi yang ada.
Diakhir materinya, Rhenald Kasali bertanya kepada para peserta duta sulut, tentang kesiapan pemuda menghadapi tantangan hidup kedepan.
“Siapkah dirimu menghadapi era kehidupan baru ini?, siapkan dirimu, berbenah dan buat perubahan dimulai dari dirimu untuk negara hingga dunia. Sebab pemuda adalah The Wind Of Change. Kelangsungan negara dan bangsa ini ada di tanganmu,” tutupnya.
Dee.