TELEGRAFNEWS–Kerja inovasi digelorakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara (Sulut), dalam mengimplementasikan program penanggulangan dan penanganan dampak bencana.
Terobosan kerja dalam mendukung program pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk membantu warga pasca bencana digaungkan lewat peluncuran program
Mengimplementasikan program Siber Siswa ini, Rabu (28/8) 2024 siang, di kantor BPBD, dilakukan launching atau peluncuran sebagai tanda dimulainya pengoperasian program Siber Siswa yang dilakukan langsung Kepala BPBD Sulut Adolf Tamengkel dan disaksiskan beberapa pejabat serta ASN di kantor BPBD.
Saat peluncuran atau launching program Siber Siswa, Kepala BPBD Adolf Tamengkel menjelaskan, program Siber Siswa merupakan langkah infoasi jajaran BPBD sebagai tindaklanjut instruksi Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw untuk memaksimalkan prpgram pelayanan kepada masyarakat.
“Ini merupakan program perubahan sebagai terobosan meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada masyarakat terkait persoalan penanganan pasca bencana,” beber Tamengkel yang kini sedang mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PIM) 2 angkatan ke-7 tahun 2024 di ruang kerjanya.
Ia melanjutkan, program Siiber Siswa ini adalah sistem penanganan kebencanaan terpadu berbasis wilayah. Yang mana, dalam Sistem ini masyarakat bisa mengakses secara cepat pola penanganan bencana, termasuk memberikan laporan secara langsung soal bencana.
“Sistem ini kita padukan dalam bentuk website yang disinkronkan secara terpadu untuk tingkat kabupaten/kota hingga pusat. Dalam sistem ini, kita bisa mengetahui jika terjadi bencana, terus bagiaman alur penanganan apakah sudah sesuai atau masih ada yang belum tertangani ketika ada bencana, itu sudah bisa diupdate dalam sistem Siber Siswa ini,” bebernya.
Bukan cuma itu, kata Tamengkel, guna mengaktifkan manfaat dari Sistem Siber Siswa ini, lewat website juga akan dibuat peta rawan bencana sehingga bisa diketahui secara dini area-area mana saja yang masuk dalam kategori rawan bencana dan bisa diantisipasi.
“Dengan adanya peta rawan bencana, tentunya itu bisa memudahkan kita semua melakukan evaluasi secara mandiri bila terjadi bencana,” katanya lagi.
Program Siber Siswa ini juga terkoneksi atau terkoordinasi langsung dengan bagian Pusat Pengendalian Operasi Penanganan Bencana (Pusdalops) di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Sementara baru Kabupaten Minahasa dan Sitaro yang terkoneksi dalam program ini. Dan 13 kabupaten/kota laij tengah dirampungkan. Intinya program terobosan ini memiliki manfaat bagus dalam hal melakukan penanganan bencana secara berjenjang dan terpusat,” tutupnya. (man/*)