Banner-Hari-Pahlawan-2024

Berbandrol 900 Juta, Proyek Air Bersih di Desa Wori Disinyalir Syarat Penyimpangan

Pipa Air dari proyek SPAM di Desa Wori yang tak kunjung jalan airnya dan tak bisa dinikmati warga.(Telegrafnews)
banner 120x600

TELEGRAFNEWS—Proyek Sarana Prasarana Air Minum (SPAM) yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum (PU) Minahasa Utara (Minut), sepanjang tahun 2022 disinyalir banyak tak beres.

Satu diantaranya, proyek SPAM yang berlokasi di jaga 14, Desa Wori, Kecamatan Wori. Proyek pengadaan air bersih bagi masyarakat berbadnrol Rp980 juta tersebut, gagal dikerjakan alias tak berfungsi, untuk kepentingan masyarakat.

Anggaran pekerjaannya sudah habis dibayarkan pihak Dinas PU ke kontraktor selaku pemenang tender, namun hingga Juni 2023, masyarakat tak sedikitpun menikmati layanan air bersih yang berasal dari program proyek SPAM bernilai hampir satu miliar tersebut.

Info dirangkum, pekerjaan proyek SPAM di Desa Wori ini, dikerjakan pada Oktober 2022 lalu, di lokasi tersebut dipasangkan pipa-pipa air yang dihubungkan dari unit PDAM Wori ke rumah-rumah warga.

Ada sekitar 250 unit pemasangan pipa air minum, nantinya disalurkan ke rumah-rumah warga, di lokasi tersebut ada sekitar 200 rumah, pekerjaan proyek terkesan asal-asalan, pipia-pipa air dipasang tanpa penataan, sehingga kondisinya sudah berada di atas tanah bukan di dalam tanah.

“Sejak awal proyek ini dikerjakan kami tak melihat adanya papan proyek, yang kami lihat hanya pipa-pipa air yang dipasang ditanam begitu saja, pipanya menuju rumah-rumah kami yang dilengkapi meteran air,”  ungkap Apong Maramis, warga sekitar kepada Telegrafnews, akhir pekan lalu.

Kata dia, saat melihat pemasangan pipa air ke rumah warga, mereka sangat senang, sebab selama ini warga di jaga 14 yang menjadi lokasi pekerjaan proyek, sangat kesulitan air bersih.

“Kami di sini sangat sulit mendapatkan air bersih, kami berharap adanya proyek ini, bisa membuat kami menikmati air bersih. Namun faktanya, sejak proyek pemasangan air bersih ini dikerjakan, kami tak menikmati air sedikitpun, tapi kami harus tetap membeli air dari pengusaha lokal dengan harga fantastis yang dibayarkan setiap bulan,” keluhnya diamini sejumlah warga lainnya.

Karenanya, warga merasa aneh, proyek yang terbilang gagal dikerjakan itu, namun bisa dibayarkan lunas oleh instansi teknis.

“Mereka (pejabat,,red) yang menikmati dananya, kami rakyat yang kena getahnya,” krtiknya sembari meminta bupati dan wakil bupati memperhatikan hal ini.

Kadis PU Minut Noldi Kilapong, dikonfirmasi, tak membantah adanya masalah dalam pekerjaan proyek tersebut hingga airnya tak bisa dinikmati warga.

‘Ia memang proyeknya sudah selesai, namun ada masalah hingga air tak jalan,” tandasnya. (man/*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *